Alternatif
Dalam Penilaian
Oleh Arip Hidayat
Istilah penilaian
terkadang disinonimkan dengan tes, padahal kalau diamati dengan seksama kedua
istilah ini berbeda. Pada hakikatnya penilaian merupakan suatu proses
keseluruhan yang dilaksanakan untuk mengambil suatu keputusan, mencakup sesuatu
yang lebih luas, dari pengamatan informal dadakan, komentar, maupun tes. Penilaian
tidak terbatas pada waktu, bisa dilaksanakan sebelum, selama, atau setelah
proses pembelajaran. Dilihat dari sifatnya penilaian lebih bersifat kualitatif.
Sedangkan tes merupakan salah satu bentuk penilaian formal yang dilaksanakan
dalam waktu yang terbatas. Dilihat dari
sifatnya tes atau pengukuran bersifat kuantitatif. Jadi jelas kedua istilah ini
sangat berbeda, tes merupakan bagian dari penilaian, namun tidak semua penilaian adalah tes.
Dalam dunia pendidikan,
tes telah dijadikan alat utama untuk menilai. Dalam skala besar, bentuk tes
seperti pilihan ganda lebih banyak dipilih dan digunakan karena tingkat reliabilitas, dan kepraktisannya tinggi.
Namun, disisi lain tes seperti pilihan ganda mempunyai kelemahan. Kelemahan itu
antara lain : 1) dampaknya kecil terhadap pembelajaran; 2) kurang relevan
dengan dunia nyata; 3) kurang mencerminkan kemampuan individu yang sebenarnya;
4) kurang dapat membangkitkan motivasi siswa; 5) terkadang hanya menguji salah
satu aspek; 6) waktu sangat terbatas. Dalam skala yang tidak terlalu besar,
seperti di sekolah bentuk tes yang banyak digunakan adalah essay. Essay
memiliki tingkat reliabilitas, kepraktisan, keotentikan, dan dampak terhadap
pembelajaran yang cukup. Namun bukan berarti tes berbentuk essay ini sempurna,
karena tetap saja tes berbentuk essay pun harus dilaksanakan dalam waktu yang
terbatas, sehingga tidak dapat mengukur secara tepat kemampuan asli siswa.
Untuk melengkapi
kekurangan-kekurangan tes tersebut, diperlukan alternatif-alternatif dalam
penilaian yang dapat mengukur kemampuan asli siswa. Alternatif-alternatif yang
bisa digunakan dalam penilaian itu antara lain adalah penilaian berbasis
kinerja, portofolio, jurnal, wawancara, observasi, dan penilaian diri dan rekan.
Meskli alternatif-alternatif penilaian tersebut mempunyai tingkat reliabilitas
dan kepraktisan yang rendah, tapi di sisi lain mempunyai banyak kelebihan, diantaranya;
1) dapat memantau perkembangan dan kemajuan siswa dari hari ke hari; 2) waktu
yang tidak terbatas menjadikan siswa mempunyai keleluasan untuk menampilkan kemampuan
aslinya; 3) siswa menjadi lebih kreatif dan termotivasi karena konteksnya berkaitan
dengan dunia nyata; 4) mempunyai dampak yang besar terhadap pembelajaran.
Atas dasar hal di atas,
konsep penilaian yang ideal tidak bisa mengandalkan tes formal standar saja,
sebab tes juga memiliki banyak kelemahan. Alangkah lebih bijak jika penilaian yang
dilakukan mengkombinasikan tes dengan alternatif-alternatif yang disebutkan di
atas. Dengan alternatif-alternatif tersebut diharapkan kelemahan-kelemahan tes
dapat tertutupi, sehingga penilaian dapat mencerminkan kemampuan asli siswa.
Terkait dengan konsep penilaian ideal, ada beberapa hal yang patut
dipertanyakan ketika tes berbentuk pilihan ganda dijadikan penilaian ideal
untuk menentukan kelulusan “Apakah tes pilihan ganda tersebut merupakan tes
yang dapat mengukur kemampuan asli siswa?” Sementara pertanyaan itu masih belum
terjawab, kita secara pasti sudah kehilangan dua hal, yang pertama hilangnya
kecerdasan, dan yang kedua hilangnya kejujuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar